Contoh Pidato Sambutan Pada Acara Musibah Takziyah
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ، سَيِّدِنَا وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدٍ اِمَامِ الْمُتَّقِيْنَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ
Syukur alhamdulillah marilah kita panjatkan kehadirat Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى, karena kita semua yang hadir disini masih diberi kesempatan untuk hidup di bumi Allah ini. Itu artinya kita masih diberi kesempatan untuk bertobat, memperbanyak amal ibadah, serta memperbaiki diri.
Namun saudara kita Bapak Nasir telah pulang ke rahmatulloh, itu artinya segala kenikmatan dan rizki untuknya yang ada di muka bumi ini telah terputus tinggallah saudara kita tersebut menunggu untuk mempertanggungjawabkan segala amal dan perbuatannya di hadapan Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى.
Untuk itu kita yang masih diberi umur panjang ini, hendaklah menggunakan sisa-sisa umur kita untuk hal-hal yang baik serta memperbanyak amal ibadah. Karena hanya dengan bekal amal ibadah itulah yang kemudian hari akan kita haturkan kehadirat Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى.
Hadirin sekalian yang kami hormati.
Perkenankanlah kami berdiri di hadapan bapak-bapak sekalian mewakili keluarga ahli musibah untuk menyampaikan ucapan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada para hadirin sekalian, tetangga, handai taulan, yang telah memberikan bantuan kepada kami sekeluarga mulai dari memandikan, mengkafani, dan إِنْ شَاءَ اللّٰهُ sebentar lagi kita akan bersama-sama melaksanakan fardhu kifayah berikutnya yaitu menyolatkan dan menguburkannya. Kami berdoa semoga amal ibadah bapak-bapak sekalian di terima Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى.
Kemudian kami atas nama keluarga ahli musibah memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada bapak-bapak sekalian atas segala dosa dan kesalahan almarhum selama dia hidup dan bergaul diantara bapak-bapak sekalian. Baik itu yang sengaja ataupun yang tidak disengaja, baik yang besar ataupun yang kecil, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Sekali lagi atas nama almarhum kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kemudian juga kami atas nama keluarga memohon doa restu dari bapak-bapak sekalian mudahMudahan kami yang ditinggalkan diberikan kesabaran, ketabahan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى atas musibah yang menimpa kami ini dan diberi kekuatan untuk dapat meneruskan nilai-nilai baik yang selama ini telah dilakukan almarhum semasa ia hidup di tengah-tengah kami.
Hadirin sekalian yang kami hormati.
Peristiwa meninggalnya saudara kita ini hendaknya dapat kita ambil pelajaran bahwa kematian itu sepenuhnya ada dalam genggaman Allah semata. Siapapun tidak dapat mengetahui kematiannya, kapan dan dimana dia akan mati, sedang apa dan bersama siapa dia akan mati, hanya Allah-lah yang mengetahui semua itu.
Bagi seorang muslim tidak penting kapan mati datang menjemput karena ia sangat tahu sadar bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mengalami mati. Ini sesuai dengan firman Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى di dalam al-Quran:
كُلُّ نَفۡسٖ ذَآئِقَةُ ٱلۡمَوۡتِۖ ثُمَّ إِلَيۡنَا تُرۡجَعُونَ
“Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.”
Mengingat mati dan takut menghadapi mati adalah dua hal yang sangat jauh berbeda. Kita dianjurkan untuk mengingat mati, tapi takut menghadapi mati apalagi berusaha lari menghindari kematian adalah perbuatan sia-sia. Yang terpenting bagi seorang muslim adalah mempersiapkan bekal yang akan ia bawa ketika kematian itu datang. Yaitu dengan memperbanyak amal ibadah (mendekatkan diri kepada Allah), kemudian berdoa agar diberi husnul khotimah, yaitu mati dalam keaadan baik dengan mengucapkan kalimat tauhid لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ.