7.5 C
New York
Rabu, Maret 22, 2023

Buy now

spot_img

Segala Puji bagi Allah Tuhan Seluruh Alam

Nazhom Kedua: Segala Puji bagi Allah Tuhan Seluruh Alam

ﻓَﺎلْحَمْدُ لِلَّهِ الْقِدِيْمِ الْأِوَّلِ * وَالْآخِرِالْبَاقَى بِلَاتَحَوُّلِ

[2] Segala pujian adalah milik Allah Yang al-Qodim, al-Awwal. al-Akhir, dan al-Baqi tanpa mengalami perubahan.

Arti maksud nazhom di atas adalah, “Kemudian saya memuji Allah atas nikmat penyusunan nazhom-nazhom ini disertai rasa pengagunganku kepada-Nya. Dan saya mengakui dan meyakini bahwa segala pujian adalah tetap bagi-Nya.”

Syaikh Ahmad al-Marzuki mengawali nazhom-nazhomnya dengan berhamdalah atau memuji Allah karena adanya hak yang wajib ia lakukan, yaitu mensyukuri nikmat-nikmat Allah yang mana penyusunan nazhom-nazhom ini juga termasuk salah satu hasil pengaruh dari nikmat-nikmat tersebut.

a. Pengertian الْحَمْدُ atau Memuji Menurut Bahasa

Lafadz الْحَمْدُ menurut Bahasa Arab berarti memuji dengan lisan dengan pujian yang baik atas kebaikan ikhtiari4 karena bertujuan mengagungkan, baik memuji karena sebagai bandingan atau timbal balik atas nikmat atau bukan.

Contoh pertama, yaitu pujian yang sebagai timbal balik atas nikmat, adalah ketika Zaid mendermakan sesuatu untukmu. Kemudian kamu berkata, “Zaid adalah orang yang dermawan.” Perkataanmu ini adalah pujian atas dasar sebagai timbal balik atas nikmat yang kamu peroleh.

Contoh kedua, yaitu pujian yang bukan sebagai timbal balik atas nikmat, adalah ketika kamu mendapati Zaid sedang sholat dengan baik. Kemudian kamu berkata, “Zaid adalah laki-laki yang sholeh.” Perkataanmu ini adalah pujian atas dasar bukan karena timbal balik dari nikmat yang kamu peroleh.

b. Rukun-rukun dan Macam-macam Memuji

Memuji memiliki 4 (empat) rukun, yaitu:

  1. Haamid, yaitu pihak yang memuji.
  2. Mahmuud, yaitu pihak yang dipuji.
  3. Mahmuud Bihi, yaitu kandungan arti dari suatu pernyataan pujian, seperti kandungan arti “menetapkan sifat berilmu” dari pernyataan pujian, “Zaid adalah orang yang berilmu,” atau kandungan arti “menetapkan sifat kesalihan” dari pernyataan pujian, “Zaid adalah orang yang salih.”
  4. Mahmuud ‘Alaih, yaitu tujuan memuji. Tujuan memuji adalah karena memuliakan. Berbeda dengan memuji atas dasar tujuan menghina/merendahkan atau bersikap sombong. Oleh karena itu dalam pengertian memuji kami menambahkan pernyataan, karena bertujuan mengagungkan.

Pujian dibagi menjadi 4 (empat), yaitu:

  1. Pujian dari Yang qodim kepada Yang qodim. Pujian ini adalah pujian Allah kepada Dzat-Nya sendiri, seperti Firman-Nya, “Dia adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.” (QS. al-Anfaal: 40)
  2. Pujian pihak Yang qodim kepada yang hadis, seperti Firman-Nya yang memuji Rasulullah , “Sesungguhnya kamu menetapi budi pekerti yang luhur.” (QS. al-Qolam: 4)
  3. Pujian dari pihak yang hadis kepada Yang qodiim, seperti perkataan Nabi Isa a.s, yang memuji Allah, “Engkau mengetahui segala sesuatu yang ada di dalam hatiku sedangkan aku tidak mengetahui apapun dalam DzatMu. Sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang mengetahui segala sesuatu yang samar.”
  4. Pujian dari pihak yang hadis kepada yang hadis, seperti sabda Rasulullah yang memuji Abu Bakar as-Shiddiq r.a, “Tidak ada matahari terbit dan terbenam setelahku yang dialami oleh seorang laki-laki yang lebih utama daripada Abu Bakar as-Shiddiq.”

c. Pengertian الْحَمْدُ atau Memuji Menurut Istilah

Adapun الْحَمْدُ atau memuji menurut istilah berarti perbuatan yang menunjukkan sikap mengagungkan pihak yang memberi nikmat karena pihak tersebut selaku sebagai pihak yang memberi nikmat kepada pihak yang memuji, atau kepada selainnya, seperti memberi nikmat kepada anaknya, istrinya, baik sikap pengagungan tersebut dilakukan dengan perkataan lisan, atau kecintaan dengan hati, atau perbuatan oleh anggota tubuh.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Stay Connected

0FansSuka
3,746PengikutMengikuti
13,900PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles