Pekerjaan yang Dilarang Karena Hadas
Hal-hal yang dilarang karena hadas kecil
1. Mengerjakan sholat, baik sholat fardhu ataupun sholat sunat. Begitu juga sujud tilawah, sujud syukur, dan khutbah jum’at.
Sabda Rasulullah ﷺ:
لاَيَقْبَلُ اللَّهُ صَلَاةَ اَحَدِكُمْ اِذَا اَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ – رواه البخاري ومسلم
“Allah tidak menerima sholat salah seorang kamu apabila ia berhadas, hingga ia berwudhu.” (Riwayat Bukhori dan Muslim)
2. Thowaf, baik thowaf fardhu dan thowaf sunat. Sabda Rasulullah ﷺ:
الطَّوَافَ صَلَاةٌ الاَّ اَنَّ اللَّهَ اَحَلَّ فِيْهِ الْكَلَامَ فَمَنْ تَكَلَّمَ فَلَا يَتَكَلَّمْ اِلاَّبِخَيْرٍ – رواه الحاكم
“Thowaf itu sholat. Hanya, Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَ halalkan sewaktu showaf bercakap-cakap. Maka barang siapa berkata-kata, hendaklah ia tidak berkata melainkan dengan perkataan yang baik.” (Riwayat Hakim)
3. Menyentuh, membawa, atau mengangkat Mushaf (Qur’an) kecuali jika dalam keadaan terpaksa untuk menjaganya agar jangan rusak, jangan terbakar atau tenggelam. Dalam keadaan demikian mengambil Qur’an menjadi wajib untuk menjaga kehormatannya.
Sabda Rasulullah ﷺ:
عَنْ اَبِيْ بَكْرِبْنِ مُحَمَّدٍ، اَنَّ النَّبِيِّ ﷺ كَتَبَ اِلَى اَهْلِ الْيَمَنِ كِتَابً وَكَانَ فِيْهِ لاَيَمَسُّ الْقُرْاَنَ اِلاَّطَاهِرٌ – رواه الدارقطني
“Dari Abu Bakri bin Muhammad, sesungguhnya Nabi besar ﷺ telah berkirim surat kepada penduduk. Yaman. Dalam surat itu beliau menyebutkan kalimat: ‘Tidak boleh menyentuh Qur’an melainkan orang yang suci.’ “(Riwayat Daruqutni)
Sebagian ulama berpendapat bahwa tidak ada halangan bagi orang yang berhadas kecil untuk menyentuh Qur’an, sebab tidak ada dalil yang kuat, sedangkan hadis di atas tidak sah menurut penyelidikan mereka, atau makna thohir dalam hadis tersebut mereka tafsirkan dengan suci dari hadas besar, begitu juga ayat Qur’an yang serupa itu mereka takwilkan.
Hal-hal yang dilarang karena hadas junub
1. Solat, baik sholat fardhu ataupun sholat sunat.
2. Thowaf, baik thowaf fardhu ataupun thowaf sunat.
3. Menyentuh, membawa, atau mengangkat Mushaf (Qur’an). Keterangan ketiga larangan ini ialah beberapa hadis yang telah tercantum dalam larangan hadas kecil.
4. Membaca al-Qur’an.
Sabda Rasulullah ﷺ:
لاَيَقْرَأُالْجُنُبُ وَلاَالْحَائِضُ شَيْئًامِنَ الْقُرْآنِ – رواه الدارقطني
“Tidak boleh bagi orang junub dan orang haid membaca sesuatu dari al-Qur’an.” (Riwayat Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ibnu Majah)
Adapun membaca zikir-zikir yang tersebut dalam al-Qur’an diperbolehkan, asal tidak berniat untuk membaca al-Qur’an.
Sebagian ulama berpendapat bahwa orang junub tidak dilarang (tidak haram) membaca al-Qur’an, sebab tidak ada dalil yang kuat.
5. Berhenti dalam masjid.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَ:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلَاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَىٰ حَتَّىٰ تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّىٰ تَغْتَسِلُوا
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu sholat, sedangkan kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan. (Jangan pula hampiri masjid), sedangkan kamu dalam keadaan junub, kecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi.” (QS. an-Nisa: 43)
Yang dimaksud dengan sholat dalam ayat itu ialah tempat sholat yang dengan qorinah abiri sabil, karena yang dapat dilalui hanya tempat sholat itu.
Yang diperbolehkan dalam ayat tersebut hanya melalui tempat sholat. Yang dimaksud dengan tempat sholat dalam ayat ini ialah masjid. Jadi, berhenti atau duduk dalam masjid tidak diperbolehkan.
Sabda Rasulullah ﷺ:
لاَاُحِلُّ الْمَسْجِدَلِحَائِضٍ وَلاَجُنُبٍ – رواه ابوداود
“Saya tidak menghalalkan masjid bagi orang yang sedang haid, dan tidak pula bagi orang yang sedang junub.” (Riwayat Abu Dawud)