Hadis Arba’in 12: Menyibukkan Diri Dengan Sesuatu Yang Bermanfaat
- Redaksi Hadis
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ: مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِتَرْكُهُ مَا لَايَعْنِيْهِ – حديث حسن رواه الترمذي وغيره هكذا
Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa rasulullah ﷺ bersabda, “Di antara tanda sempurnanya Islam seseorang adalah meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat.” (Hadis ini hasan, diriwayatkan oleh Tirmidzi dan lainnya)
- Takhrij Hadis
Hadis ini diriwayatkan Tirmidzi dalam kitab Zuhud (bab keterangan tentang orang yang mengatakan sesuatu yang tidak bermanfaat) nomor 2318 dan 2319.
Ibnu Majah dalam kitab al-Fitan (huru-hara hari Kiamat) (bab menjaga lidah dari memfitnah) nomor 3976.
Malik dalam kitabnya al-Muwaththa (bab keterangan tentang akhlak yang baik) 2/903.
Az-Zurqani dalam penjelasan al-Muwaththa mengatakan bahwa sanad hadis ini hasan, bahkan sahih.
- Kedudukan Hadis
Abu Hurairah r.a., orang yang selalu bersama Nabi dan belajar adab dari beliau, mengatakan bahwa hadis ini redaksinya singkat, tetapi manfaatnya besar. Di dalamnya menjelaskan kebaikan dunia dan kebahagiaan akhirat. Hadis ini-seperti yang dikatakan para ulama – benar-benar merupakan jawami’ al-kalim yang menjadi keistimewaan Rasulullah dan tidak dimiliki oleh para nabi sebelumnya karena hadis ini menghimpun separuh perkara agama. Agama itu sendiri terdiri atas melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan dan hadis ini mencakup kewajiban meninggalkan larangan.
Sebagian ulama lain berpendapat bahwa hadis ini telah menghimpun seluruh ajaran agama. Hal itu karena hadis ini menjelaskan tentang perkara meninggalkan larangan dan melaksanakan perintah.
Ibnu Rajab al-Hanbali berkata, “Hadis ini merupakan kaidah penting tentang akhlak.”
Abu Dawud berkata, “Dasar-dasar sunnah dalam setiap disiplin ilmu terdapat dalam empat hadis. Salah satunya adalah hadis ini.”
- Kosakata Hadis
| مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ | : | Merupakan kesempurnaan Islam seseorang dan tanda kebenaran imannya. Yang dimaksud al-mar’u adalah manusia, baik lelaki maupun wanita |
| مَا لَا يَعْنِيْهِ | : | Sesuatu yang tidak bermanfaat, baik yang berkaitan dengan agama dan dunia, maupun perkataan dan perbuatan. |
- Fiqhul Hadis
- Membangun Masyarakat Mulia
Islam senantiasa berusaha mewujudkan keselamatan masyarakat agar hidup tentram dan damai, tanpa permusuhan dan pertikaian. Sebagaimana Islam juga berusaha mewujudkan keselamatan individu agar hidup bahagia di dunia, penuh persaudaraan, dihormati dan tidak disakiti, kemudian wafat dalam khusnul khatimah.
Salah satu penyebab perpecahan dan kekacauan dalam masyarakat adalah suka mencampuri urusan orang lain, terutama dalam hal yang tidak bermanfaat. Oleh karena itulah tanda lurusnya Islam dan benarnya iman seseorang adalah ketika ia tidak mencampuri urusan pribadi orang lain.
- Menyibukkan Diri dengan Sesuatu yang Tidak Bermanfaat adalah Sia-Sia dan Tanda Lemahnya Iman
Manusia adalah makhluk sosial yang hidup bermasyarakat. Di dalamnya terdapat interaksi dan komunikasi antarindividu. Karena itu, sejatinya setiap individu memahami kewajiban dan tanggung jawab masing-masing karena setiap perbuatan akan diminta pertanggungjawabannya di hadapan Allah. Setiap detik yang berlalu akan ada hisabnya. Setiap detakan nafas akan ada perhitungannya. Setiap ucapan akan ada balasannya.
Jika seseorang disibukkan dengan hal-hal yang tidak bermanfaat, ia akan mendapatkan siksa di dunia dan akhirat. Hal itu merupakan tanda lemahnya iman, bahkan bisa termasuk orang yang keislamannya hanya ucapan belaka.
Anas ibn Malik r.a. meriwayatkan bahwa salah seorang sahabat meninggal dunia, kemudian berkata, “Berikan kabar gembira dengan surga.” Maka Rasulullah bersabda, “Apakah kalian tidak tahu, bisa jadi dia pernah mengatakan sesuatu yang tidak bermanfaat, atau bakhil dengan sesuatu yang tidak akan mengurangi hartanya.” (HR. Tirmidzi)
