Nazhom Kelimabelas: Ada 25 Nabi dan Rosul Yang Wajib Diketahui dan Diimani
تَفْصِيْلُ خَمْسَةٍ وَعِشْـرِيْنَ لَزِمْ * كُـلَّ مُـكَلَّـفٍ فَحَقِّقْ وَاغْـتَنِمْ
[15] Wajib bagi setiap mukallaf mengetahui para rasul yang berjumlah 25. * Yakinilah dan ketahuilah!
a. Mengimani Nabi
Maksud nazhom di atas adalah bahwa diwajibkan bagi setiap mukallaf mengetahui rincian 25 rasul. Pengertian lafadz ﻟﺰم adalah sama seperti arti lafadz وﺟﺐ dan ﻓﺮض yang berarti wajib.
Perkataan Syaikh Ahmad Marzuki ﻛﻞ adalah maf’ul bih dari lafadz ﻟﺰم karena lafadz ﻟﺰم ketika berarti wajib maka ia adalah fi’il yang muta’adi atau membutuhkan maf’ul bih. Adapun lafadz ﻟﺰم ketika berarti lafadz ﺛﺒﺖ atau tetap dan دام atau terus menerus maka dihukumi sebagai fi’il yang qoshir atau tidak memiliki maf’ul bih.
Perkataannya ﻓﺤﻘﻖ berarti yakinilah para rasul yang berjumlah 25. Perkataannya واﻏﺘﻨﻢ berarti carilah ketahuilah jumlah mereka!.
Ketahuilah! Sesungguhnya keterangan yang telah disebutkan oleh Syaikh Ahmad Marzuki berbeda dengan keterangan yang disebutkan oleh Syaikh Suhaimi dalam kitabnya yang berjudul al-Muqtada dimana keterangannya akan dijelaskan sebentar lagi insya Allah.
Syaikh Suhaimi berkata, “Diwajibkan bagi setiap mukmin untuk mengetahui dan mengajarkan kepada anak-anaknya, istrinya, dan para pelayannya, nama-nama para rasul yang disebutkan dalam al-Quran agar mereka mengimani mereka, membenarkan mereka semua secara rinci, dan tidak menganggap kalau hal yang wajib bagi mereka adalah hanya mengimani pemimpin kita, Muhammad, karena mengimani seluruh para nabi, baik mereka yang disebutkan dalam al-Quran atau tidak disebutkan, adalah wajib bagi setiap mukallaf. Mereka yang disebutkan dalam al-Quran adalah 26 atau 25. Saya telah menazhomkannya dengan bentuk nazhom berpola bahar basith.
Saya berkata; ‘Wajib bagimu mengetahui para rasul yang disebutkan dalam al-Quran, seperti Adam, Zakaria, Yunus, Nuh, Idris, Ibrahim, Yasak, Ishak, Yakqub, Ismail, Sholih, Ayub, Harun, Musa, Syuaib, Daud, Hud, Uzair, Yusuf, Lut, Ilyas atau Dzulkifli, Yahya, Sulaiman, Isa, Muhammad.’
Pengertian lafadz أو اﺗﺤﺪا dalam nazhom adalah bahwa yang dimaksud dengan Dzulkifli adalah Ilyas menurut satu pendapat. Pendapat lain mengatakan bahwa Dzulkifli adalah Yasak. Pendapat lain mengatakan bahwa Dzulkifli adalah Zakaria. Pendapat lain mengatakan bahwa Dzulkifli adalah Huzkail bin Ajuuz karena sebelum melahirkannya, ibunya sudah ajuuz atau tua. Kemudian ibunya meminta kepada Allah seorang anak di masa tuanya. Kemudian Allah memberikannya nikmat anak yang bernama Huzkail.”
Syaikh Jalal al-Mahalli mengatakan bahwa alasan mengapa Dzulkifli dipanggil dengan nama Dzulkifli adalah karena ia takaffala atau sanggup berpuasa di waktu-waktu siangnya dan beribadah di seluruh waktu-waktu malamnya.
b. Tidak Perlu Membatasi Jumlah Rasul dan Nabi
Syaikh al-Baijuri berkata, “Pendapat yang shohih mengenai para nabi dan para rasul adalah tidak perlu membatasi mereka dengan jumlah tertentu karena terkadang apabila mereka dibatasi dengan jumlah tertentu maka dapat mengakibatkan penetapan sifat kenabian atau kerasulan kepada orang yang salah pada kenyataannya atau menafikan sifat kenabian atau kerasulan dari orang yang sebenarnya menyandangnya. Oleh karena itu kewajiban kita hanya membenarkan bahwa sesungguhnya Allah memiliki para rasul dan para nabi secara umum, kecuali mereka yang berjumlah 25, maka wajib mengetahui mereka secara rinci.”
Kemudian Syaikh Ahmad Marzuki mulai menyebutkan nama-nama 25 rasul itu secara urut dalam 4 (bait berikutnya). Ia berkata:
Sumber: Syaikh Nawawi al-Bantani. Nuruzh Zholam Syarah Aqidatul Awam. Terjemahan Muhammad Ihsan bin Nuruddin Zuhri. 2017.