17. Berpegang Teguh kepada Syariat Allah adalah Jalan Persatuan
Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَ telah mensyariatkan dasar-dasar kebaikan yang dibutuhkan manusia dalam kehidupan. Sementara berbagai permasalahan telah dijelaskan dalam al-Qur’an diterangkan dengan rinci oleh Rosulullah ﷺ dalam hadis.
Oleh karena itu, cukuplah berpegang teguh kepada kitabullah dan sunnah Rosulullah agar terwujud persatuan umat. Hal ini menjadi perwujudan firman Allah ﷺ:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan. Maka Allah mempersatukan hatimu lalu menjadilah kamu, karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.” (QS. Ali-Imron: 103)
Dalam ayat lain Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَ berfirman, “Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah ia, dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (lainnya) karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kalian dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.” (QS. al-An’am: 153)
Rosulullah ﷺ bersabda, “Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara. Jika kalian berpegang teguh pada keduanya, niscaya kalian tidak akan tersesat selamanya, yaitu kitabullah dan sunnahku.” (HR. Hakim)
18. Berselisih dalam Agama
Salah satu faktor pemicu perpecahan umat Islam adalah perdebatan dalam masalah agama sehingga menyebabkan perselisihan dan perpecahan yang berakhir dengan ketersesatan umat.
Oleh karena itu, al-Qur’an memerintahkan untuk menegakkan syariat Allah, yang pada awalnya diturunkan kepada Nabi Adam a.s. lalu disempurnakan dengan apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ﷺ sebagai penutup Nabi dan Rosul. Kita harus berpegang teguh dan komit. Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَ berfirman, “Dia telah mensyariatkan bagi kalian dari agama, apa yang telah diwasiatkan kepada Nuh a.s. dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim a.s, Musa a.s, dan Isa a.s, yaitu tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah-belah tentangnya.” (QS. asy-Syuro: 13)
Rosulullah ﷺ memerintahkan kita untuk mengkaji al-Qur’an dan memahami maknanya agar kita dapat mengamalkan isinya. Apabila timbul perbedaan yang menyebabkan perpecahan, beliau menyarankan untuk berhenti agar hati dan pikiran tetap jernih sehingga kita dapat mempelajari al-Qur’an dengan benar dan ikhlas.
Rosulullah ﷺ bersabda, “Bacalah al-Qur’an selama ia mempersatukan hati kalian. Jika kalian mulai berselisih, berhentilah.” (HR. Bukhori)
Rosulullah ﷺ telah melarang tegas perselisihan. Saat sedang sakit, beliau menulis wasiat agar para sahabatnya tidak tersesat sepeninggal beliau. Ketika para sahabat berselisih apakah wasiat tersebut sudah ditulis atau belum? Rosulullah gegas menyobek tulisan tersebut seraya berkata, “Tinggalkan aku sendiri.”
Beliau mengingatkan bahwa perselisihan itu tidak bermanfaat. Oleh karena itu, Ibnu Abbas r.a. berkata, “Sesuatu yang paling buruk di antara keburukan yang ada adalah apa yang menghalangi Rosulullah ﷺ untuk menuliskan wasiat bagi para sahabat karena mereka berselisih dan saling mencaci satu sama lain.” (HR. Bukhori)
Rosulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya, kehancuran yang dialami umat-umat terdahulu disebabkan perselisihan yang terjadi di antara mereka dalam masalah agama, juga karena mereka menyelisihi apa yang dibawa para nabi mereka.”
